Thursday, June 30, 2011

I Just Missing You So Much

Thursday, 30 June 2011 , 11:30PM


Greeting from Kliwonan, sebuah dusun kecil di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Di dusun inilah aku akan menghabiskan waktu selama 30 hari kedepan untuk memenuhi persyaratan akhir kuliah. So stressing here..
Aku yang ga pernah jauh dari keluarga, sekarang dituntut untuk benar-benar bisa survive di dusun dengan 52 KK ini. Bangun pagi-pagi, sholat subuh, menyetrika, mencuci baju, menjemur, beres-beres kamar, antri mandi, mikir program KKN, observasi kesana-sini naek motor berpanas-panasan ria, balik ke posko kemudian rapat, berdebat dengan teman, merancang jadwal program, fiuh...
Hal-hal pertama yang aku sebutkan diatas mungkin biasa bagi kalian, tapi tidak buat aku. Aku benar-benar dituntut untuk bisa mandiri disini. Inilah awal mula aku gampang terbawa emosi.

Aku ga pernah terpisah jauh dengan kekasihku. Walaupun rumah kami berjauhan, tapi kami pasti menyempatkan diri untuk bertemu, sekedar makan siang, seminggu sekali-dua kali. Tapi tidak untuk keadaan seperti ini..
Di dusun tempat aku tinggal, sinyal jarang ada. Ga heran, sms sering pending dan tidak terkirim. Kecurigaan mulai timbul antara aku dan dia. This is not what i want..

Perlu kamu tahu, wahai kekasihku..
Aku merindukanmu setiap saat, ramai tapi hampa. Itulah yang aku rasakan saat ini. Hampa karena ga ada ocehan orang tua, hampa karena tak ada celotehan adik-adikku, hampa karena tidak ada kamu disisiku..
Di tambah banyaknya kegiatan disini, naek motor kesana-kesini, disaat terik, dan dehidrasi..
Ah, sesungguhnya aku lelah, kekasihku.. Ingin semuanya segera berakhir. Tapi ini masih awal, belum ada seminggu.. :(

Sayangg, maafin aku yaa.. :)
Kalo waktunya udah tepat, pasti keadaan akan balik seperti semula..
Maafkan segala ego dan emosiku.. I know you're understand on this, fubee..

Sering-sering kesini ya sayangg, i'm waiting for you..
Good luck for everything you do there...

Love and miss you so much :*
Really, miss you so much much much and much...

Am I disturbing you? No, I'm just ...

Thursday, 30-6-2011 12:42 AM

" C : ...udah to yangg aku tu ngantuk besok masih banyak kegiatan..
A : ...iya yank maaf, aku cuman kangen sama sayang..
C : ..akh nggk usah lebay kayak gitu minta maafnya, nggk suka aku... "

Kurang lebih seperti itulah apa yang aku dengar di telepon belum lama sebelum aku rilis entri ini. Kaget bercampur sedih yang aku rasa mendengar semua keluhannya mengenai diriku yang mungkin memang aku ini lebay seperti apa yang dia katakan. Tapi aku rasa aku tidak seperti itu, karena aku sebenarnya ingin sedikit bermanja-manja dengannya karena aku sangat merindukan dirinya malam ini.

Dia mengeluh karena aku minta maaf dengan nada sedikit manja padanya. Bukan maksudku untuk lebay berkata seperti itu. Tapi hal ini biasa aku lakukan kalau aku sedang ingin "romantis" dengan dirinya. Apa aku salah? Apa aku terlalu berlebih? Aku apakah menggangunya?

Aku hanya merindukan dirinya seperti biasanya. Mungkin aku juga yang salah, aku menggangu jam istirahatnya, maklum aku juga bisa menghubungi dia di waktu yang bisa dikatakan hampir tengah malam. Sungguh sakit hatiku mendengar dirinya berkata seperti itu.

"...aku tidak lebay cintaku, aku hanya merindukanmu..."

Seperti itulah apa yang ingin aku katakan padanya. Aku mohon maaf jika aku mengganggu waktu istirahatmu. Aku hanya ingin selalu menjaga komunikasi denganmu sayang, aku hanya takut dengan jarak yang jauh dan waktu yang cukup lama bagi kita terpisah dengan jarak seperti itu, akan mengurangi rasa cintamu padaku. Aku hanya takut engkau berpaling ke hati yang lain, ke hati yang dapat memberikan engkau perhatian secara dekat, dan teramat dekat. Aku yakin dan percaya kepadamu sayang, namun rasa khawatir selalu ada.

"..ngapain sih tanya kayak gitu?kayak polisi aja.."

Aku memang bukan polisi. Aku juga menyadari aku tidak berhak untuk bertanya sampai sedetail itu. Maafin aku sayang, aku hanya ingin tahu apa yang engkau lakukan seharian ini. Adakah engkau merindukanku? Adakah engkau selalu mengingatku? Adakah engkau selalu tepati janjimu padaku?. Mungkin orang mengganggap aku "posesif" atau apalah istilah lainnya. Bukan maksudku untuk seperti itu sayang. Aku hanya khawatir. Aku juga sangat merindukanmu malam ini. Maafin aku yang terlalu menggangumu sayang.

Aku tahu, engkau sangat lelah seharian mempunyai kegiatan yang menumpuk. Aku juga mengerti emosi sedang melanda hatimu, karena program yang belum ada gambaran dan juga masih banyak yang harus engkau lakukan. Aku tahu, jikalau aku meminta maaf padamu lewat telepon tadi terlalu lebay bagimu, dan kalau saja aku tetap ngotot untuk meminta maaf padamu, mungkin akan membuat kita diam satu sama lain, as know as "marahan".

Untuk itu aku mohon maaf disini...

Maaf untuk mengganggu tidurmu malam ini.
Maaf untuk tidak mengerti seberapa lelah engkau hari ini.
Maaf untuk membuat dirimu kesal padaku.
Maaf untuk segala hal yang membuat hatimu benci padaku malam ini.

Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud untuk menggangu engkau, aku hanya terlalu mengkhawatirkan keadaanmu disana. Aku hanya terlalu khawatir engkau tidak dapat bertahan disana. Aku hanya takut engkau berpindah ke lain hati. Aku hanya terlalu mencintaimu. Dan aku hanya terlalu merindukanmu malam ini. Maafkan perasaanku yang lebay ini.

Cintamu...

Tuesday, June 28, 2011

What I feel today...i missing you...

Today, Tuesday night 9:57 PM...
Saat aku mulai menuliskan sesuatu dalam blog ini, aku ingin mengatakan sebuah kalimat yang sejak pagi ini terus menerus membayangiku..

"...these city seems different without you..."

Kalimat itu terus membayangiku sejak aku nyalakan mesin mobilku dan meniti jalan menuju tempat aku belajar. Aku melihat di sekitar jalanan yang biasa aku lalui, semuanya nampak sama namun mengapa bagiku hari ini semua terlihat berbeda. Dari mulai orang melihatku, dari langit yang menaungiku, dan dari tanah tempat aku berpijak. Semua nampak seperti biasa saja, namun bagiku tetap berbeda.

Dan baru aku menyadari, hari ini di kota ini, aku hanya sendiri. Seseorang yang selalu membuat nyaman kehidupanku pergi ke luar kota. Dia menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, selama satu bulan lamanya. Pagi ini dia berangkat bersama dengan ayahnya dan adiknya yang kecil. Sungguh menyesal diriku tidak dapat mengantarnya pagi ini. Tapi apa daya, aku juga mempunyai kewajiban di kampus, karna ini sudah akhir semester dan aku ingin cepat-cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan.

Hari ini sangat terasa berbeda, tak seperti biasanya dimana dia masih di kota ini. Tak ada lagi yang menungguku di tempat parkir kampusku, sms bilang kalau udah nyampe kampus, atau biasanya bertanya, " mau maem brg nggk yangg??". Aku tak menyangka, aku sangat merindukan hal itu. Mungkin sudah menjadi kebiasaan buat aku dan dia, dan hari ini sampai kurang lebihnya 30 hari lagi aku takkan mendapatkan sms itu disiang hari. Tak ada yang menemani aku untuk makan siang, sepi, dan teramat sepi.

Sepulang dari kampus pun aku masih tetap merasakan kota ini berubah. Serasa sepi kota ini, padahal hiruk pikuk orang bercengkrama selalu terdengar di telingaku, tapi tetap saja hatiku ini kesepian. Mendung pun datang menyapaku, serasa lengkap perjalananku pulang kerumah. Seperti aku sedang menjadi hantu di surga, dimana aku tak dapat merasakan keramaian yang seperti biasa, dimana aku merasa kesepian tanpa sebuah senyuman manja dan canda tawa orang yang sangat aku cintai.

Sampai dirumah aku masih tetap merasakan hal yang sama, aku coba lepaskan penat dengan duduk didepan komputer. Akan tetapi, rasa capek dan sepi memanggilku untuk berada di atas ranjang usang milikku. Mungkin setelah beristirahat aku dapat merasakan hal yang biasa saja, mungkin dengan terlelap aku bisa kembali segar dan bersemangat. Namun setelah aku bangun, semua tetap terasa sama, ramai yang sangat sunyi.

Menjelang malam, aku pergi bersama saudaraku yang datang dari luar kota sana, tempat dimana gedung lawang sewu berdiri megah. Mungkin gedung lawang sewu sama seperti aku hari ini, kesunyian diantara hiruk pikuk ramainya kota. Tapi bukan itu yang ingin aku katakan. Hari ini tepat peringatan ulang tahun adik laki-lakiku. Makanya dia mengajak keluar sekalian makan bersama saudara dan adek perempuanku.

Memang dijalan mereka semua bercengkrama, bersenda gurau riang gembira. Namun aku tak dapat merasakan apa yang mereka rasakan. Yang aku rasakan saat itu hanya sepi dan rindu. Sepi tanpa adanya kebiasaan yang sering aku lakukan bersama kekasihku, dan rindu terhadap canda tawa dan senyumnya. Tanpa itu, semua terasa hampa, serasa diruang angkasa luas yang dingin dan kosong.

Sampai akhirnya aku pulang kerumah lagi, dan menuliskan cerita singkatku hari ini.

untuk kekasihku yang berada di luar kota sana...
"...yank, aku sangat merindukanmu, walaupun aku tahu baru satu hari ini engkau meninggalkan kota ini. Namun tanpa kehadiranmu, kota ini sangat berbeda, dan sangat sepi. Tak ada orang yang mengajakku tuk makan siang bersama, mengajakku untuk pergi entah kemana di siang hari, tak ada lagi pelukan hangat di siang hari yang selalu buat aku bersemangat menghadapi hari-hari seperti biasanya. Aku mencoba bertahan, aku kan mencoba, karna aku tahu, 30 hari lagi aku akan dapat merasakan hal yang biasanya aku rasakan. Aku kan bersabar untuk dirimu. Dan aku kan selalu tersenyum dan menjaga senyuman dihatiku hanya untuk cintamu..."

Tetaplah bersemangat wahai kasih, aku berharap kau menjaga cintamu dan hatimu disana hanya untukku. Janganlah engkau khawatirkan diriku disini, karena disini diriku sudah sangat mengkhawatirkanmu disana. Janganlah putus asa jika engkau mengalami kesulitan disana. Tetaplah bersemangat dan tersenyum sayangku. Dan janganlah engkau meneteskan air mata disana, karena tanganku disini tak dapat setiap saat mengusapnya dari pipimu. Disini aku merindukanmu, dan disini aku kan selalu mencintaimu sayang.

With all of my heart...i miss you so much...

Tuesday, June 21, 2011

IS THIS WHAT YOU WANT??

Aku nggk tau mau nulis apa. Aku bahkan bingung dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Kenapa semua ini terjadi? Kenapa harus aku yang mengalami? Salahkah aku mempunyai masa lalu? Kalau ada yang salah dengan masa laluku, kenapa harus diperdebatkan? Bukankah itu cuma sekedar masa lalu? Bukankah itu hanya secerca memori dalam pikiran? Seperti setetes tinta di kertas yang usang.

Mengapa semua harus diulang-ulang terus menerus? Bukankah semuanya sudah jelas? Mana bukti kata-kata percaya yang terucap? Mana bukti kesetiaan memegang teguh janji? Kenapa selalu tentang ego yang di perjuangkan? Bukankah menjalin sebuah hubungan itu seperti mengarungi samudra luas dengan sebuah perahu kecil, yang mana kita harus bahu membahu untuk menghadapi badai, saling bergantian mendayung, saling bergantian mengendarai dan bersama-sama menentukan arah tujuan kita? Tapi kenapa selalu saja ego yang harus diperjuangkan?

Setelah aku terdiam, kenapa selalu saja dengan seenaknya tentukan hidup atau matinya perahu ini? Kau pikir kau siapa? Dewa? Malaikat? Atau mungkin sekarang kau anggap dirimu Tuhan? Yang bebas menentukan kapan hidup atau matinya seseorang?

Emangnya ini permainan?
Yang mana dengan seenaknya kau bisa pencet tombol power kalau kau sudah lelah dan menyerah mengahadapi kesulitan dalam permainanmu ini?
Yang mana dengan mudah kau ganti kaset game yang kamu mainkan?
Yang mana dengan mudah pula engkau cheat segala sesuatunya sehingga semua terasa mudah?
Yang mana kau bisa aktifkan "Godmode" dimana kau lah Tuhan dalam game itu?

Emangnya aku ini mayat?
Yang dapat dengan seenaknya kau lukai dengan pisau dan berharap takkan mengeluarkan darah?
Yang dapat kau kubur begitu saja saat semuanya tidak seperti yang kau harap?
Yang mana takkan merasakan basah airmata?
Yang mana sudah tidak dapat merasakan sakit hati?
Yang mana sudah tidak dapat merasakan cinta yang dikhianati?

Kenapa kamu selalu mengungkit masa laluku? Kamu bilang kamu trima aku apa adanya? Mana buktinya? Kalau kau nggk trima dengan masa laluku, terus kenapa kau terima aku?

Aku tidak habis pikir dengan seenaknya kamu bicara putus atau nyambung. Seakan-akan semua ini mudah untuk dijalani. Ya, mungkin mudah untukmu, tapi tak mudah untukku. Aku selalu berusaha membina hubungan ini dengan segala yang aku miliki. Aku telah tentukan masa depanku denganmu. Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik bagimu. Aku selalu mencoba untuk menjadi yang sempurna. Tapi apa? Semua dimatamu seperti membalikkan telapak tangan, seperti make up yang kamu pakai, setelah selesai kau hapus begitu saja. Aku seakan-akan seperti sampah. Memang aku sampah, dan tempatku bukan dihatimu, tempat yang pantas buat aku hanya di tempat sampah.

Okay, memang kau cantik, mungkin diluar sana kau bisa dapatkan orang yang lebih baik buat dari pada aku, dan mungkin jumlahnya banyak. Kau bahkan bisa dapatkan berapapun yang kau mau, nggak cuma satu saja, bisa ratusan bahkan ribuan. Kau bahkan bisa permainkan mereka, putusin dengan mudah, kalau sudah bosan, buang saja ditempat sampah. Itung-itung buat temenin aku di tempat sampah.

Untuk yang paling aku cintai....